UMN Al Washliyah Ditawari Buka Prodi Cyber Crime
Rektor Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah H Hardi Mulyono Surbakti SE., MAP mengatakan, Perguruan Tinggi (PT) memiliki peran yang cukup penting berperan dalam upaya penanggulangan cyber crime. Selain melaksanakan pengajaran dan penelitian terkait cyber crime, dosen juga dapat melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari upaya mengatasi permasalahan yang ada dalam masyarakat tersebut. Strategi yang dapat digunakan adalah pemberdayaan masyarakat, mengajak masyarakat untuk bersama-sama berperan serta dalam upaya menekan terjadinya cyber crime.
Hal tersebut dikatakan Rektor UMN dalam sambutannya dibacakan Wakil Rektor IV Prof. Sri Sulistyawati, pada Simposium Internasional Cyber Crime yang digelar universitas tersebut di Hotel Grandhika Jl. Dr. Mansur, Sabtu (17/2). Simposium ini mengangkat tema Cyber Crime Dipandang Dari Berbagai Sudut Persfektif dengan tiga topik utama, yakni sains, sosial sains dan humaniora, hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat.
Simposium internasional ini menghadirkan Prof.Dr. Dian Armanto, Kordinator Kopertis Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) sebagai keynote speaker, Dr.H. Yusnar Yusuf M.S, Ketua Umum PB Al Jam’iyatul Washliyah, Prof. Dato’ Dr. Abdul Rahman Bin Abdul Aziz, Leadership School SOG Universiti Utara Malaysia (UUM), Prof.Dr. Ku Ruhana Ku Muhamud, School of Computing UUM.
Selain itu, hadir Senior Asst. Prof. Dr. Hj. Fatimah binti H. Awang Chucu, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Universitas Brunei Darussalam, Asst. Prof. Dr. Worapat Paireekreng, College of Innovative Technology and Engineering Dhurakij Pundit University Thailand, Petrus Setyo Prabowo ST.MT, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. Agus Sudibyo SIP, M.Hum, Direktur Pendiri Ilmu Estetika dan Teknologi (SET) Jakarta.
Kordinator Kopertis Wilayah I Sumut, Prof. Dian Armanto mengapresiasi digelarnya Simposium Internasional Cyber Crime. Dihadapan para peserta yang merupakan para dosen, dia menawarkan agar PT di Sumut membuka program studi (prodi) cyber crime karena sangat strategis. Di sisi lain aspek-aspek cyber crime juga tepat dibuat penelitian terkait dengan aplikasi yang digunakan dalam cyber crime maupun manajemen keamanan file yang dimiliki. “Para dosen UMN Al Washliyah maupun dosen dari PT lainnya dapat mengajukan hibah penelitian ke pemerintah terkait penelitian tentang cyber crime. Jangan takut dengan dana penelitian, karena sekarang ini Kopertis Wilayah I Sumut memiliki dana hibah penelitian Rp 20 miliar, dan jumlah ini sudah naik beberapa kali lipat dari sebelumnya yang hanya Rp 500 juta. Jadi saya tantang para dosen untuk melakukan penelitian tentang ini,” katanya.
Sementara itu Agus Sudibyo dalam wawancaranya mengatakan keberhasilan Indonesia memaksa Google membayar pajak adalah sebuah langkah penting. Namun revolusi digital bukan hyanya melalui pajak, tapi juga kesenjangan ekonomi. Karenanya, Indonesia harus lebih determinatif dalam forum internasional yang berusaha mengoreksi globalism unilateral. Indonesia dengan jumlah pengguna internet yang besar dan potensi ekonomi digital yang besar pula jangan sampai dikuasai oleh teknologi. “Jumlah penduduk kita 261 juta jiwa, dan jumlah smartphone hampir 320 juta. Karenanya, Indonesia jangan sampai dikuasai teknologi, namun sebaiknya harus menguasai teknologi tersebut,” jelasnya. Dia juga mengingatkan bahwa mata pencaharian para pekerja berbasis ilmu pengetahuan seperti guru, wartawan, pengacara, dan akuntanakan semakin terancam karena kemampuan analisis mereka perlahan-lahan digantikan oleh berbagai aplikasi kecerdasan buatan.
Satu contoh, sebutnya, bagaimana media konvesional dapat bersaing dengan Google, FB, dan lainnya jika yang tercipta adalah iklim usaha yang timpang atau media konvesional kena pajak, sehingga tidak leluasa dalam menerapkan tarif iklan, sementara raksasa digital Google terbebas dari pajak sehingga dapat menerapkan tarif iklan yang sangat ekonomis dan terjangkau. Padahal secara hukum status keduanya adalah media informasi.
Tag:Seminar