Back

Hari Kedua Di Workshop KeAlwashliyahan: Mengenal Seluk Beluk Al Washliyah

Workshop Kealwashliyahan hari kedua yang diselenggarakan oleh Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah, diikuti oleh seluruh dosen UMN Al Washliyah (30/7) diisi dengan berbagai pemaparan materi dari 4 narasumber. Para dosen dibagi ke dalam 4 ruangan dan workshop dilaksanakan secara paralel. Workshop ini bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta mengenai Al Washliyah.

Narasumber pertama yaitu Dra. Hj. Nurliati Ahmad, M.A, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Al Washliyah, yang menyampaikan materi mengenai Al Washliyah dalam Lintasan Sejarah. Ia memaparkan mengenai latar belakang dan proses berdirinya Al washliyah. Perselisihan antara kaum tua dan kaum muda membuat kaum pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) merasa resah dan mulai berpikir untuk menyatukan menyatukan perbedaan pendapat yang terjadi di tengah-tengah masyarakat umat islam, sehingga melahirkan perkumpulan kelompok diskusi yang disebut Debating Club.

Dalam proses lahirnya Al Jam’iyatul Washliyah, Debating Club yang merupakan cikal bakal kelahirannya, mencapai puncak musyawarah pada bulan Oktober 1930. Dalam musyawarah ini, materi yang dibahas adalah bagaimana cara memperbesar perkumpulan Debating Club menjadi sebuah perkumpulan yang lebih besar lagi. Pada 30 November 1930, Syekh H. M. Yunus yang merupakan guru di MIT, setelah melakukan sholat 2 rakaat dan berdoa, beliau memberikan nama “Al Jam’iyatul Washliyah” yang artinya adalah perhimpunan yang memperhubungkan dan mempertalikan.

            Narasumber kedua yaitu Arifin Umar yang menyampaikan materi mengenai Mazhab dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Pada kesempatan ini, ia menjelaskan secara khusus mengenai Mazhab Syafi’I karena Al Washliyah bermazhab Syafi’i. Terkait Ahlu Sunnah Wal Jamaah dijelaskan bahwa istilah ini sudah banyak dipakai sejak masa sahabat Rasulullah, sampai generasi-generasi berikutnya. Ahlusunnah berarti ahli mengamalkan sunnah, penganut sunnah, atau pengikut sunnah.

            Narasumber ketiga yakni Husni Thamrin Lubis yang menyampaikan tentang Memahami Sibghah, Wijhah dan Khittah Al Washliyah sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kader Al Washliyah. Dipaparkan bahwa Sibghah adalah kebiasaan yang menjadi karakter warga Al washliyah. Kebiasaan ini merupakan pencerminan dari sifat para tokoh pendiri Al Washliyah dan para ulamanya, antara lain:

  • Ikhlas berjuang untuk melaksanakan perintah Allah, menegakkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara sungguh-sungguh.
  • Berpenampilan/berbusana, bertutur kata dan berbuat yang dapat menjadi tauladan bagi orang lain.
  • Gemar beribadah, berhimpun untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

Wijhah bermakna arah yang akan dituju merupakan sudut pandang strategi Al Washliyah dalam upaya mencapai cita-cita (visi). Gambaran yang akan dikerjakan untuk mencapai visi Al Washliyah tertuang dalam AD/ART Bab 3 Pasal 3 yang menyatakan “Al Washliyah bertujuan menegakkan ajaran Islam untuk menciptakan masyarakat yang beriman, bertaqwa, amanah, adil, makmur dan diridhai Allah SWT.

      Khittah Al Washliyah adalah Langkah-langkah yang ditetapkan oleh organisasi Al Washliyah yang dijabarkan melalui berbagai program sesuai hasil-hasil musyawarah yang telah disepakati dan diputuskan dalam muktamar organisasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

      Narasumber terakhir yaitu Dr. KRT. Hardi Mulyono K. Surbakti, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UMN Al Washliyah, yang memaparkan tentang Kekhasan Pendidikan Tinggi di UMN Al Washliyah. Ia menyampaikan bahwa ciri khas Pendidikan di UMN Al Washliyah diantaranya:

  • Membaca Surat Ash Shaf ayat 10-11 dan membaca doa sebelum memulai perkuliahan.
  • Mengucapkan salam ketika memasuki ruangan kelas, ruangan kantor dan ketika bertemu orang lain di jalan.
  • Membaca doa setelah selesai perkuliahan.
  • UMN Al Washliyah mewajibkan seluruh mahasiswa yang beragama Islam mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
  • Pemberian program membaca Al-Qur’an.
  • Menghentikan berbagai jenis aktivitas pekerjaan, termasuk perkuliahan ketika telah memasuki waktu Sholat.
  • Membaca dan menghafalkan Surat Ash Shaf ayat 10-11 ketika hendak mengikuti ujian sidang tugas akhir.
  • Mencantumkan Surat Ash Shaf ayat 10-11 dalam kata pengantar skripsi.
  • Mengintegrasikan nilai Sibghah, Wijhah dan Khittah Al Washliyah ke seluruh mata kuliah yang ada di UMN Al Washliyah.
  • Pelatihan kompetensi berkhutbah bagi mahasiswa dan sholat jenazah bagi seluruh mahasiswa peserta KKN.

Seluruh peserta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Workshop hari kedua diakhiri dengan sesi evaluasi yang memberikan kesempatan kepada para peserta untuk memberikan umpan balik mengenai seluruh materi yang telah disampaikan.